SOP Rumput laut Jumiang Pamekasan




PENDAHULUAN

Kabupaten Pamekasan adalah salah satu kabupaten dari empat kabupaten yang ada di pulau Madura. Luas kabupaten Pamekasan adalah 792,30 Km2 yang terdiri dari daratan dan lautan. Jumlah penduduk mencapai 835.101 jiwa dengan berbagai macam mata pencaharian dan profesinya.  Sementara bagi para penduduk yang ada di pesisir  yakni di Selat Madura dan Laut Jawa, 80% berprofesi sebagai nelayan dan mayoritas masyarakat yang ada di pesisir berprofesi dalam perikanan tangkap.
Sebelum tahun 2000 keadaan masih normal hingga akhirnya tiba saat-saat dimana keadaan tidak berpihak pada mereka dan pendapatan para nelayanpun semakin hari semakin menurun. Hal ini disebabkan wilayah penangkapan di Selat Madura sudah over fishing. Sudah lebih dari 10 kabupaten di jawa timur menangkap ikan di Selat Madura. Kenaikan biaya operasional penangkapan akibat BBM langka & mahal serta kenaikan harga sarana produksi, global warming yang melanda dunia telah menyebabkan perubahan cuaca yang tidak menentu. Sementara modal para nelayan sangat terbatas,  armada dan alat tangkap tradisional yang sederhana  yang hanya dapat menjangkau dalam jarak pendek sementara jenis ikan dan jumlah tangkapan menurun. Perahu yang dipunyai sangat rentan terhadap gangguan cuaca dan ombak. Melihat kenyataan ini, diperlukan solusi tepat untuk mengatasi kendala tersebut dengan mengenalkan usaha alternatif dan inovatif sehingga kehidupan para nelayan bisa normal kembali.
Pemerintah Kabupaten Pamekasan merasa bertanggung jawab atas kelanjutan hidup rakyatnya. Melalui Dinas Perikanan dan Kelautan pemerintah kabupaten Pamekasan menawarkan solusi alternatif yakni  usaha budidaya bulung atau rumput laut.
Ada beberapa pertimbangan yang mendasari sehingga pemerintah kabupaten Pamekasan memilih usaha bulung sebagai usaha alternatif bagi masyarakat pesisir, diantaranya adalah: memberikan keuntungan secara ekonomis ( feasible), prospek pasar rumput laut sangat besar dan Indonesia merupakan produsen rumput laut terbesar dunia.












TARGET

                Melalui penerapan SPO budidaya rumput laut di kecamatan Pademawu kabupaten Pamekasan, target yang diharapkan dapat tercapai adalah:
1.       Bargaining position hasil produksi  rumput laut lebih kuat dalam berhadapan dengan lembaga atau institusi lain.
2.       Peningkatan produktifitas rumput laut kabupaten Pamekasan mencapai  > 300 ton/tahun.
3.       Hasil produksi kering adalah kering tawar
4.       Kadar air produksi kering 35%































STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
BUDIDAYA RUMPUT LAUT KABUPATEN PAMEKASAN

Standar prosedur operasional PEMILIHAN LOKASI
Nomor:
SPO RL.1
Dibuat:
Juli 2011
Halaman
???????
Revisi ke .....
Tanggal .......
Disahkan oleh:
.......................

1.       PEMILIHAN LOKASI
a.        Definisi
Memilih lokasi tanam yang sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman rumput laut dan terlindung untuk mencegah kegagalan produksi, mengurangi kerugian hasil dan mencapai produksi rumput laut yang optimal.
b.       Tujuan
Dipeoleh areal pertanaman budidaya yang sesuai dengan persyaratan tumbuh rumput laut dan terlindung.
c.        Validasi
Pengalaman pembudidaya rumput laut kecamatan pademawu kabupaten pamekasan dan hasil penelitian/kajian dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), dinas kelautan dan perikanan Jawa Timur dan instansi terkait.
d.       Bahan dan alat serta fungsinya
-          Data curah hujan, kelembaban nisbi, suhu selama 5 tahun terakhir
-          Data perkembangan penggunaan lahan dalam 5 tahun terakhir
-          Data perilaku budidaya rumput laut di kecamatan pademawu
-          Peta wilayah sentra rumput laut di kabupaten pamekasan
-          Alat tulis dan blanko isian
e.        Prosedur pelaksanaan
-          Tentukan dan memilih  areal, struktur tanah dasar laut dan kedalaman yang cocok untuk budidaya rumput laut
-          Lakukan pencatatan sesuai format yang digunakan
f.         Sasaran
Dihasilkan peta lokasi pertanaman yang sesuai dengan syarat tumbuh rumput laut yaitu:
-          Lokasi terlindung dari terpaan angin dan ombak besar
-          Gerakan air/arus  20 - 40 cm/detik
-          Dasar perairan pasir dan pecahan karang
-          Kedalaman 0 – 60 cm
-          Kejernihan air  > 3 m
-          Salinitas 28 – 34 ‰
-          Pencemar tidak ada
-          Herbivor hanya sedikit.
-          Keterjangkauan mudah/dekat dengan akses jalan/transportasi
-          Tenaga kerja lokal banyak






Gambar 1.a.
-          Cluster budidaya rumput laut dengan metode semi long line di daerah pesisir Jumiang Tanjung Pademawu kabupaten Pamekasan.
-          Cluster  pembibitan dengan metode rakit apung di daerah pesisir Jumiang Tanjung Pademawu kabupaten Pamekasan.















Gambar 1.b.
Peta pengembangan budidaya rumput laut kec. Pademawu dan kec. Tlanakan kab. Pamekasan
Desa Tlesah (Kec. Tlanakan: dari tahun 2011 - 2013)
Desa Beddurih (Kec. Pademawu: dari tahun 2012 - 2013)
Desa Tanjung (Kec. Pademawu: dari tahun 2008 - 2013)
Tanjung yang berfungsi sebagai pelindung areal budidaya rumput laut dari angin muson barat atau muson timur.
Wilayah perairan untuk pengembangan budidaya rumput laut
Standar prosedur operasional PENENTUAN WAKTU TANAM
Nomor:
SPO RL.2
Dibuat:
Juli 2011
Halaman
???????
Revisi ke .....
Tanggal .......
Disahkan oleh:
.......................

2.       PENENTUAN WAKTU TANAM
a.       Definisi
Menetapkan waktu tanam yang tepat bagi budidaya rumput laut
b.      Tujuan
Menetapkan waktu tanam yang tepat sesuai dengan kondisi iklim dan cuaca sehingga tanaman rumput laut dapat tumbuh dengan baik.
c.       Validasi
Pengalaman pembudidaya rumput laut kecamatan pademawu kabupaten pamekasan dan hasil penelitian/kajian dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), dinas kelautan dan perikanan Jawa Timur dan instansi terkait.
d.      Bahan dan alat serta fungsinya
-          Pengamatan petani rumput laut tentang curah hujan tahunan di wilayahnya selama 5 tahun terakhir
-          Pola tanam yang disepakai petani rumput laut di wilayah kecamatan pademawu dan dilaksanakan di wilayah yang bersangkutan.
-          Alat tulis dan blanko isian
e.       Prosedur pelaksanaan
-          Lakukan pengamatan untuk mengetahui kondisi curah hujan dan suhu
-          Lakukan diskusi untuk menentukan waktu tanam yang disepakati sesuai dengan kebutuhan
-          Lakukan pencatatan sesuai format yang digunakan
f.        Sasaran
Menentukan waktu tanam yang disepakati sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah.





Standar prosedur operasional PENYIAPAN BIBIT
Nomor:
SPO RL.3
Dibuat:
Juli 2011
Halaman
???????
Revisi ke .....
Tanggal .......
Disahkan oleh:
.......................

3.       PENYIAPAN BIBIT
a.       Definisi
Menyiapkan bibit rumput laut bermutu dari varietas unggul baik varietas nasional maupun varietas lokal terbaik.
b.      Tujuan
Menjamin tersedianya bibit yang dipergunakan petani rumput laut bermutu dengan tingkat keseragaman tinggi, produksi tinggi, tahan hama penyakit dan daya tumbuh baik.
c.       Validasi
Pengalaman pembudidaya rumput laut kecamatan pademawu kabupaten pamekasan dan hasil penelitian/kajian dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), dinas kelautan dan perikanan Jawa Timur dan instansi terkait.
d.      Bahan dan alat serta fungsinya
-          Bibit bermutu dari varietas nasional dan lokal terbaik yaitu cottony maumere, cottony alvarezii dan cottony lokal coklat.
-          Bambu untuk membawa bibit
-          Sag atau terpal untuk alas bibit
-          Pisau untuk memotong bibit
-          Tali ris lengkap/siap pakai
-          Alat tulis dan blanko isian
e.       Prosedur pelaksanaan
-          Siapkan balai pembibitan (bersih, terlidung dari sinar matahari)
-          Lakukan sortasi bibit bermutu dari petani yang memiliki cluster pembibitan
-          Pilih bibit yang siap pakai, bercabang banyak dan rimbun, tidak terdapat bercak dan terkelupas, warna spesifik cerah, umur 25 – 35 hari, berat bibit 50 – 100 gram.
-          Bersihkan bibit dari kotoran
-          Hindari terkena sinar matahari pada saat pengikatan bibit ke tali ris
-          Lakukan pencatatan sebagaimana format yang digunakan.

f.        Sasaran
-          Tersedianya bibit bermutu dari varietas unggul dari petani cluster pembibitan.

















                             







Gambar 2.a.
Petani rumput laut di kecamatan Pademawu sedang melakukan sortasi bibit untuk mendapatkan bibit yang baik untuk kemudian  mengikatkan pada tali ris.











cotonii-9


















Gambar 2.b.
Contoh bibit varietas unggul (cottony maumere, cottony lokal coklat, cottony alvarezii, dan cottony lokal hijau)









Standar prosedur operasional PERSIAPAN LAHAN
Nomor:
SPO RL.4
Dibuat:
Juli 2011
Halaman
???????
Revisi ke .....
Tanggal .......
Disahkan oleh:
.......................
4.       PERSIAPAN LAHAN
Sub Kegiatan: Zonasi
a.       Definisi
Memetakan areal khusus zona penanaman rumput laut baik untuk cluster pembibitan dan cluster budidaya
b.      Tujuan
Diperoleh zona yang aman dari jalur perahu nelayan, zona penangkapan, dan zona terumbu karang buatan serta terlindung oleh sebuah tanjung.
c.       Validasi
Rapat zonasi masyarakat nelayan desa Tanjung dan Padelegan oleh DKP Pamekasan dan PSKL Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Pengalaman pembudidaya rumput laut kecamatan pademawu kabupaten pamekasan, dan hasil kajian  dinas kelautan dan perikanan Jawa Timur dan instansi terkait.
d.      Bahan dan alat serta fungsinya
-          Materi presentasi/makalah
-          Alat tulis dan blanko isian
e.       Prosedur pelaksanaan
-          Mengundang perwakilan masyarakat nelayan sekitar
-          Mempresentasikan materi zonasi
-          Lakukan pencatatan sesuai format yang digunakan
f.        Sasaran
-           Tanjung KapongTersedianya zona penanaman rumput laut yang aman dari gangguan fisik seperti jalur perahu dan penangkapan serta terlindung oleh sebuah tanjung/daratan.





Gambar 3.
Zona penanaman rumput laut yang aman dari jalur lalu lintas perahu dan penangkapan dan terlindung.

Sub Kegiatan: Pembuatan Rakit Apung, Pemberat dan Peletakan Bandul
a.       Definisi
Menyiapkan rakit apung, pemberat yang cocok dengan kondisi perairan dan sesuai dengan metode yang dipakai.
b.      Tujuan
Diperoleh rakit apung dan pemberat yang siap dipasangkan bibit baik untuk cluster pembibitan dan budidaya
c.       Validasi
Pengalaman pembudidaya rumput laut kecamatan pademawu kabupaten pamekasan dan hasil penelitian/kajian dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), dinas kelautan dan perikanan Jawa Timur dan instansi terkait.
d.      Bahan dan alat serta fungsinya
-          Bambu, gergaji, pahat dan tali untuk membuat rakit apung
-          Semen, pasir, batu kerikil, tali nelon 12, selang plastik sebagai bahan dasar pembuatan pemberat/bandul
-          Cetakan kayu serap untuk mencetak adonan atau lolo
-          Cangkul dan cetok untuk mengaduk lolo
-          Botol aqua bekas/pelampung
-          Bambu, drum plastik besar untuk membuat rakit pengangkut pemberat/bandul.
-          Alat tulis dan blanko isian
e.       Prosedur pelaksanaan
-          Buatlah bandul/pemberat beton dan rakit pengangkut dengan baik
-          Buatlah rakit apung yang kuat dan kokoh.
-          Bandul yang sudah kering di bawa ke lokasi penanaman dan diletakkan dengan jarak yang sesuai dengan menggunakan rakit
-          Pemberat diletakkan agak ketengah laut untuk menghindari air keruh pantai
-          Pasangkan pelampung pada masing-masing pemberat sebagai tanda
-          Lakukan pencatatan sebagaimana format yang ditentukan.
f.        Sasaran
Diperoleh rakit apung, rakit pengangkut dan pemberat yang siap pakai, yaitu:
-          Rakit apung (untuk cluster pembibitan) terbuat dari 14 batang bambu, 10 meter persegi, dipasang siku-siku agar kokoh.
-          Rakit semi longline (untuk cluster budidaya) terbuat dari 2 batang bambu, 10 meter.
-          Rakit pengangkut pemberat terbuat dari bambu dan drum besar.
-          Berat pemberat 100 – 200 kg (ukuran 60 – 100 cm persegi/bundar)
-          Pemberat ini bisa diganti dengan jangkar besi atau kayu pancang/patok (sesuai kondisi perairan didaerahnya)
-          Peletakan jarak antar pemberat minimal 20 m





























Gambar 4.
Pembuatan rakit apung, bandul, pengangkutan bandul dengan rakit ke laut.
Penggunaan pemberat ini disesuaikan dengan kondisi perairan masing-masing daerah.











Standar prosedur operasional PENANAMAN
Nomor:
SPO RL.5
Dibuat:
Juli 2011
Halaman
???????
Revisi ke .....
Tanggal .......
Disahkan oleh:
.......................

5.       PENANAMAN
a.       Definisi
Meletakkan rakit/ancak yang sudah siap pada bandul/pemberat yang sudah siap pula.
b.      Tujuan
Tanaman rumput laut berada pada lokasi yang tepat sehingga dapat tumbuh optimal
c.       Validasi
Pengalaman pembudidaya rumput laut kecamatan pademawu kabupaten pamekasan dan hasil penelitian/kajian dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), dinas kelautan dan perikanan Jawa Timur dan instansi terkait.
d.      Bahan dan alat serta fungsinya
-          Bibit rumput laut yang baik sebagai calon tanaman (± 150 kg/rakit)
-          Tali ris siap pakai yang sudah berisi bibit
-          Bambu pikulan untuk mengangkut bibit dari balai pembibitan ke tempat rakit.
-          Rakit siap pakai
-          Perahu untuk menarik rakit ketempat/zona penanaman dimana pemberat/bandul sudah disiapkan.
e.       Prosedur pelaksanaan
-          Ikatkan tali ris berisi bibit pada rakit berdasarkan aturan yang baik
-          Bawa rakit berisi bibit ke pemberat/bandul yang sudah siap di zona penanaman dengan ditarik perahu.
-          Lakukan pencatatan sebagaimana format yang telah ditentukan.
f.        Sasaran
-          Rakit tertambat pada pemberat/bandul di zona penanaman yang telah ditentukan.


















Gambar 5.a.
Perahu khusus yang dibuat oleh KUB Mitra Bahari atas bantuan DKP Kab. Pamekasan dan perahu – perahu anggota KUB yang siap dioperasikan setiap dibutuhkan.

















Gambar 5.b.
Pengikatan tali ris berisi bibit ke rakit dan penarikan rakit menuju pemberat di zona penanaman.














Standar prosedur operasional PEMELIHARAAN
Nomor:
SPO RL.6
Dibuat:
Juli 2011
Halaman
???????
Revisi ke .....
Tanggal .......
Disahkan oleh:
.......................
6.       PEMELIHARAAN
a.       Definisi
Mengontrol tanaman rumput laut dari gangguan fisik apapun .
b.      Tujuan
Menjaga agar kelangsungan pertumbuhan rumput laut berjalan sesuai yang diharapkan.
c.       Validasi
Pengalaman pembudidaya rumput laut kecamatan pademawu kabupaten pamekasan dan hasil penelitian/kajian dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), dinas kelautan dan perikanan Jawa Timur dan instansi terkait.
d.      Bahan dan alat serta fungsinya
-          Perahu kecil atau ban mobil bekas untuk sarana transportasi dari pantai menuju zona penanaman
-          Sikat untuk membersihkan tali ris dari lumut hijau dan merah
-          Alat tulis dan blanko isian
e.       Prosedur pelaksanaan
-          Siapkan perahu kecil atau ban mobil bekas sebagai alat transportasi menuju rakit (untuk keamanan, control dengan baik)
-          Periksa tali pemberat dan rakit, pastikan dalam keadaan baik.
-          Geraka-gerakkan tali ris supaya kotoran yang menempel lepas.
-          Sikat tali ris jika ada lumut yang menempel
-          Segera lakukan perbaikan/penggantian jika ada tali atau rakit yang rusak/putus.
-          Lakukan pemeliharaan ini minimalnya 1 minggu sekali.
-          Lakukan pencatatan sebagaimana format yang ditentukan.
f.        Sasaran
Keadaan pemberat, rakit, tali ris dan tanaman rumput laut dalam keadaan baik.




                                                                  






Gambar 6.a.
Perahu kecil yang biasa digunakan sebagai transportasi menuju zona penanaman
















 Bambar 6.b.
Pemeliharaan tanaman rumput laut dengan cara dibersihkan.



















Standar prosedur operasional PENGENDALIAN OPT
Nomor:
SPO RL.7
Dibuat:
Juli 2011
Halaman
???????
Revisi ke .....
Tanggal .......
Disahkan oleh:
.......................

7.       PENGENDALIAN OPT
a.       Definisi
Tindakan untuk mengendalikan serangan organisme pengganggu tanaman pada tingkat seminimal mungkin guna mempertahankan tingkat produksi optimal, mengurangi kerugian ekonomis dengan pendekatan sistem pengendalian hama terpadu.
b.      Tujuan
Agar keberadaan organisme pengganggu tanaman rumput laut terkendali (di bawah ambang kendali ekonomis) dan tetap terjaga keseimbangan lingkungan.
c.       Validasi
Pengalaman pembudidaya rumput laut kecamatan pademawu kabupaten pamekasan dan hasil penelitian/kajian dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), dinas kelautan dan perikanan Jawa Timur dan instansi terkait.
d.      Bahan dan alat serta fungsinya
-          Jaring untuk menjaga tanaman rumput laut dari gangguan ikan herbivor rumput laut (baronang, bulu babi, bintang laut, penyu hijau)
-          Batu pemberat untuk menjaga kestabilan jarak tanaman dari permukaan air laut
-          Pisau untuk memotong cabang ruput laut yang terkena serangan penyakit.
e.       Prosedur pelaksanaan
-          Pasangkan jaring disekeliling rakit
-          Periksa dan potong cabang rumput laut yang terkena penyakit.
-          Kendorkan tali pelampung dan pasang pemberat jika tanaman terlalu dekat permukaan air laut untuk menghindari serangan ice-ice (ice-ice bersifat gulma yang berada dipermukaan air laut dan bisa menempel pada tanaman rumput laut)
f.        Sasaran
Tanaman terjaga/terkendali dari serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).
Berikut ini adalah contoh-contoh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) rumput laut:





Cacing pasir


Cacing sisik


Tikus laut





Cacing keluwing

Kelinci laut glossodoris festiva

Kelinci laut aeolidella



Kelinci laut salju

Bilalu tutul

Bilalu telur

Bintang laut bulu

Bintang laut biasa

Bintang laut berjari delapan
Ikan ketang-ketang
Ikan gron
Ikan baronang lorek
Ikan baronang kelinci

Penyu hijau

Penyu abu-abu
                Gambar 7.a.
                Organisme pengganggu tanaman
                Diantara Organisme – organisme Pengganggu Tanaman rumput laut diatas yang biasa dijumpai di pesisir Jumiang Tanjung Pademawu adalah cacing sisik, kelinci laut glossodoris festiva, ikan ketang-ketang, ikan baronang lorek dan kadang-kadang penyu hijau.

                                                                  





Gambar 7.b.
Petani rumput laut pesisir Jumiang pulang dari mengangkat jaring. Jaring ini berfungsi ganda yakni sebagai pelindung tanaman rumput laut dari OPT sekaligus menangkap rumput laut patah untuk bisa dimanfaatkan kembali.














Gambar 7.c.
Contoh cabang  rumput laut yang terkena penyakit. Cabang yang terkena penyakit itu harus dibersihkan dengan cara dipotong.
Berikut ini adalah beberapa cara yang dilakukan petani rumput laut di kecamatan Pademawu kabupaten Pamekasan untuk mencegah serangan organisme pengganggu tanaman.
1.        Pemasangan pagar jaring disekitar rakit untuk mencegah serangan bulu babi, baronang, ketang-ketang, kelinci laut, bintang laut, penyu hijau dan pemangsa sejenis lainnya.
2.        Penggunaan disinfektan alami.
Penggunaan disinfektan alami ini untuk mengobati ice-ice, menambah kekebalan terhadap penyakit, dan mengobati luka karena cabang yang dipotong pada bibit yang baru ditanam. Cara ini masih dalam tahap uji coba lanjutan oleh Universitas Trunojoyo Madura/UTM. Dalam 2 (dua) kali tahap uji coba berhasil dengan baik. Disinfektan alami tersebut adalah:
a.        Batang/daun tembakau
b.       Daun/biji mimba (pohon soekarno)

Tembakau/mimba
Air laut
Cara
Daun kering 8 gr/1 liter air laut atau batang /biji kering  8 gr/1 liter air laut
1 liter (untuk 150 kg bibit rumput laut membutuhkan 30-40 liter air laut)
-          Haluskan daun / batang tembakau kering dan campurkan dengan air.
-          Masukkan campuran dalam wadah ( besar wadah sesuai kebutuhan) berupa bak plastik atau jedding khusus.
-          Rendam bibit rumput laut selama ±  3 jam
-          Siap ditanam.





Standar prosedur operasional PENENTUAN SAAT PANEN
Nomor:
SPO RL.8
Dibuat:
Juli 2011
Halaman
???????
Revisi ke .....
Tanggal .......
Disahkan oleh:
.......................

8.       PENENTUAN SAAT PANEN
a.       Definisi
Mengamati/melihat keadaan fisik tanaman rumput laut untuk menentukan saat panen yang tepat.
b.      Tujuan
Agar diperoleh produksi rumput laut yang maksimal dan kualitas yang baik.
c.       Validasi
Pengalaman pembudidaya rumput laut kecamatan pademawu kabupaten pamekasan dan hasil penelitian/kajian dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), dinas kelautan dan perikanan Jawa Timur dan instansi terkait.
d.      Bahan dan alat serta fungsinya
-          Catatan waktu tanam rumput laut untuk mengetahui umur tanaman dan menentukan saat panen.
-          Alat tulis dan blanko isian.
e.       Prosedur pelaksanaan
-          Lakukan pengamatan dan penghitungan secara periodik terhadap perkembangan fisik tanaman (terutama cabang) maupun dokumentasi/catatan lainnya.
-          Panen biasanya dilakukan setelah umur 25-35 hari untuk cluster pembibitan dengan ciri-ciri cabang tumbuh lebat dengan ujung-ujung cabang runcing, dan 45-60 hari untuk cluster budidaya dengan ciri-ciri cabang lebat dengan ujung-ujung cabang sudah tumpul dan batang lebih besar.
-          Lakukan pencatatan sebagaimana format yang ditentukan.
f.        Sasaran
Tersedianya informasi soal waktu panen sesuai penetapan dari waktu tanam.
                                                       

Gambar 8.
Petani rumput laut di pesisir Jumiang melakukan pengamatan terhadap rumput lautnya yang sudah umur 36 hari, siap panen beberapa hari lagi.
Standar prosedur operasional PANEN
Nomor:
SPO RL.9
Dibuat:
Juli 2011
Halaman
???????
Revisi ke .....
Tanggal .......
Disahkan oleh:
.......................

9.       PANEN
a.       Definisi
Proses pengambilan rumput laut yang sudah menunjukkan ciri (sifat khusus) untuk dipanen (masa panen optimal).
b.      Tujuan
Untuk mengambil tanaman rumput laut yang sudah sampai masa panen dari tengah laut.
c.       Validasi
Pengalaman pembudidaya rumput laut kecamatan pademawu kabupaten pamekasan dan hasil penelitian/kajian dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), dinas kelautan dan perikanan Jawa Timur dan instansi terkait.
d.      Bahan dan alat serta fungsinya
-          Perahu untuk menarik rakit dari tengah laut menuju pantai.
-          Bambu pikulan untuk mengangkut hasil panen.
-          Timbangan untuk menimbang hasil panen.
-          Alat tulis dan blanko isian.
e.       Prosedur pelaksanaan
-          Persiapkan peralatan panen seperti bambu pikulan dan timbangan
-          Tarik rakit dengan menggunakan perahu ke pantai
-          Lepaskan ikatan tali ris berisi rumput laut dari rakit
-          Bawa rumput laut ke pos timbang yang sudah tersedia
-          Lepaskan rumput laut dari tali ris.
-          Lakukan pencatatan sebagaimana format yang ditentukan.
f.        Sasaran
Terpanennya rumput laut yang sudah sampai masa panen.











Gambar 9.
Masyarakat pesisir Jumiang memanen rumput lautnya sesuai dengan waktu panen yang ditetapkan.
Standar prosedur operasional PASCA PANEN
Nomor:
SPO RL.10
Dibuat:
Juli 2011
Halaman
???????
Revisi ke .....
Tanggal .......
Disahkan oleh:
.......................

10.    PASCA PANEN
a.       Definisi
Proses pengeringan/penjemuran rumput laut untuk mengurangi kadar air.
b.      Tujuan
Terjadinya penurunan kadar air pada rumput laut hasil panen.
c.       Validasi
Pengalaman pembudidaya rumput laut kecamatan pademawu kabupaten pamekasan dan hasil penelitian/kajian dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), dinas kelautan dan perikanan Jawa Timur dan instansi terkait.
d.      Bahan dan alat serta fungsinya
-          Para-para untuk menjemur rumput laut
-          Terpal untuk menutup para-para pada waktu malam untuk menghindari hujan atau embun yang deras.
-          Keranjang/bak plastik untuk mengangkut rumput laut yang telah kering.
-          Gudang penyimpanan rumput laut kering.
-          Alat tulis dan blanko isian.
e.       Prosedur pelaksanaan
-          Jemur rumput laut hasil panen di para-para tanpa di campur dengan apapun.
-          Pengeringan biasanya hingga 2 hari (panas matahari normal) hingga kadar air 35-37 %
-          Simpan hasil kering di gudang penyimpanan yang bersih.
-          Penyimpanan biasanya sampai 1 minggu (tergantung pengiriman) hingga keluar kristal-kristal garam halus.
-          Lakukan pencatatan sebagaimana format yang ditentukan.
f.        Sasaran
Tersedianya rumput laut kering dengan kadar air 35-37 %


















Gambar 10.
Penjemuran diatas para-para tanpa campuran apapun dan penyimpanan rumput laut kering di gudang penyimpanan.
Standar prosedur operasional PENGEMASAN DAN PENDISTRIBUSIAN
Nomor:
SPO RL.11
Dibuat:
Juli 2011
Halaman
???????
Revisi ke .....
Tanggal .......
Disahkan oleh:
.......................

11.    PENGEMASAN DAN PENDISTRIBUSIAN
Sub Kegiatan: Packing/Pengemasan
a.       Definisi
Proses mengemas/mengepak rumput laut kering dengan bahan pengemas yang bersih
b.      Tujuan
Diperoleh rumput laut kering dengan kemasan yang bersih untuk didistribusikan/dipasarkan ketangan konsumen/buyer dengan aman.
c.       Validasi
Pengalaman pembudidaya rumput laut kecamatan pademawu kabupaten pamekasan dan hasil penelitian/kajian dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), dinas kelautan dan perikanan Jawa Timur dan instansi terkait.
d.      Bahan dan alat serta fungsinya
-          Karung/sag untuk mengemas rumput laut kering yang sudah dibersihkan dari kotoran (kristal-kristal garam dan debu yang mungkin ada)
-          Alat pengerekan kawat teralis berlubang halus untuk mengerek rumput laut supaya kristal-kristal garam atau debu yang mungkin ada runtuh/terpisah.
-          Alat pengepakan besi untuk memudahkan pengepakan kedalam karung/sag.
-          Jarum karung/sag dan tali rafia untuk menjahit karung/sag.
-          Timbangan untuk menimbang hasil kemasan.
-          Alat tulis dan blanko isian
e.       Prosedur pelaksanaan
-          Kerek rumput laut kering pada alat pengerekan hingga bersih
-          Masukkan kedalam karung/sag dengan berat 50 – 70 kg (tergantung kebutuhan)
-          Jahit karung dengan baik
-          Lakukan pencatatan sebagaimana format yang ditentukan.
f.        Sasaran
Terkemasnya rumput laut kering dengan wadah yang tepat sebelum didistribusikan ke pasar.













Gambar 11.
Pembersihan rumput laut kering dari kotoran seperti daun kering, tali harnet dan merontokkan kristal-kristal garam atau pasir yang menempel, kemudian dikemas dalam karung/sag.

Sub Kegiatan: Pendistribusian
a.       Definisi
Proses memindahkan rumput laut kering dari tempat penyimpanan ke pasar
b.      Tujuan
Mempercepat distribusi rumput laut kering agar sampai ke tangan konsumen dengan aman.
c.       Validasi
Pengalaman pembudidaya rumput laut kecamatan pademawu kabupaten pamekasan dan hasil penelitian/kajian dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), dinas kelautan dan perikanan Jawa Timur dan instansi terkait.
d.      Bahan dan alat serta fungsinya
-          Alat transportasi untuk mengangkut rumput laut kering ke konsumen/pasar/pabrik.
-          Terpal penutup alat transportasi dan tali
-          Alat tulis dan blanko isian
e.       Prosedur pelaksanaan
-          Persiapkan sarana transportasi beserta peralatan lain seperti terpal dan tali.
-          Lakukan pengecekan tanggal, lokasi dan jumlah yang hendak didistribusikan.
-          Jika dibeli ditempat penyimpanan langsung, catat plat nomor mobil yang mengangkut (untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan).
-          Lakukan pencatatan sebagaimana format yang ditentukan.
f.        Sasaran
Terkirimnya rumput laut kering ke pasar atau konsumen/buyer dengan aman.























TIM PENYUSUN

Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Pamekasan
-          Ir. Nurul Widiastuti
-          Pak nurul.......
Pusat Studi Kelautan (PSKL) UTM
-          1
-          2
Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) kelautan dan perikanan wilayah kecamatan Pademawu
-          Imam
-          2
Petani KUB Mitra Bahari
-          Moh. Sabur
-          Abd. Fatah
-          Maskur         

















L A M P I R A N
Lampiran 1. SPO Pemilihan lokasi

Nama Pemilik       : ...................................
Lokasi                    : ...................................

Catatan Kegiatan Pemilihan Lokasi
Tanggal
Lokasi
Luas (Ha)
Kondisi lokasi
Riwayat penggunaan
Petugas

























Lampiran 2. SPO Penentuan Waktu Tanam

Nama Pemilik       : ...................................
Lokasi                    : ...................................

Catatan Kegiatan Penentuan Waktu Tanam
Tanggal
Lokasi
Luas (Ha)
Jumlah bibit (kg)
Tanggal tanam
Petugas

























Lampiran 3. SPO Penyiapan Bibit

Nama Pemilik       : ...................................
Lokasi                    : ...................................

Catatan Kegiatan Penyiapan Bibit
Tanggal
Kondisi awal bibit
Jumlah bibit (kg)
Sumber bibit
Kondisi pada saat ditanam
Metode (cluster)
Petugas




























Lampiran 4. SPO penyiapan lahan

Nama Pemilik       : ...................................
Lokasi                    : ...................................

A.       Catatan Kegiatan zonasi
Tanggal
Tempat Rapat
Kendala di lapangan
Hasil akhir dan hal yang perlu diperhatikan
Petugas





















B.       Catatan Kegiatan pembuatan pemberat/bandul dan rakit
Tanggal pembuatan
Tempat pembuatan
Jumlah pemberat dan rakit
Kondisi awal
Tanggal pelepasan
Petugas


























Lampiran 5. SPO Penanaman

Nama Pemilik       : ...................................
Lokasi                    : ...................................

Catatan Kegiatan penanaman
Tanggal
Kondisi awal bibit
Jumlah rakit
Fase tanam
Waktu tanam
Metode (cluster)
Petugas
































Lampiran 6. SPO Pemeliharaan

Nama Pemilik       : ...................................
Lokasi                    : ...................................

Catatan Kegiatan Pemeliharaan
Tgl
Objek tindakan
Kondisi saat ini
Tindakan yang dilakukan
Kondisi setelah tindakan
Rencana pantau berikutnya
Ptgas






























Lampiran 7. SPO Pengendalian OPT

Nama Pemilik       : ...................................
Lokasi                    : ...................................

Catatan Kegiatan pengendalian OPT
Tgl
Jml rakit
Metode (cluster)
Fase tumbuh
Jenis OPT
Tindakan pengen-dalian
Kondisi cuaca
Ptgas













































Lampiran 8. SPO Penentuan Saat Panen

Nama Pemilik       : ...................................
Lokasi                    : ...................................

Catatan Kegiatan Penentuan Saat Panen
Tanggal
Jumlah rakit
Metode (cluster)
Umur rumput laut
Rencana panen
Petugas


























Lampiran 9. SPO Panen

Nama Pemilik       : ...................................
Lokasi                    : ...................................

Catatan Kegiatan Panen
Tanggal
Jumlah rakit
Metode (cluster)
Jumlah bibit
Jumlah hasil panen
Petugas







































Lampiran 10. SPO Pasca Panen

Nama Pemilik       : ...................................
Lokasi                    : ...................................

A.       Catatan Kegiatan Sortasi
Tanggal
Jumlah hasil kering (kg)
Jenis kotoran
Tindakan yang dilakukan
Jumlah hasil setelah tindakan (kg)
Jumlah kotoran (kg)
Petugas





























B.       Catatan Kegiatan Pengeringan
Tgl
Jumlah basah (kg)
Tempat pengeringan
Lama pengeringan
Jumlah kering (kg)
Rende-men
Kadar air
Petugas


































C.       Catatan Kegiatan Penyimpanan
Tgl
Jumlah kering awal (kg)
Tempat penyimpanan
Cara penyimpanan
Jumlah kering akhir (kg)
Susut (%)
Kadar air
Ptgas



































Lampiran 11. SPO Pengemasan Dan Pendistribusian

Nama Pemilik       : ...................................
Lokasi                    : ...................................

A.       Catatan Kegiatan Pengemasan
Tanggal
Jumlah  (kg)
Jumlah kemasan
Tempat pengemasan
Bahan kemasan
cara
Petugas





























B.       Catatan Kegiatan pendistribusian
Tanggal
Jumlah  (kg)
Jumlah kemasan
Daerah tujuan
Alat /plat nomor transportasi
Lama perjalanan
Ptugas































by. hairus sholihin

Komentar

  1. Assalamualaikum..
    Sebelumnya mohon maaf atas komentar nyasar ini. Kami dari komunitas blogger kota Pamekasan ingin mengajak seluruh blogger Pamekasan untuk gabungan di blog www.PORSENI.com
    Selain untuk menjalin silaturrahim dan kebersamaan dalam berbagi, kami selaku staf ingin menyebar luaskan dengan cara memohon bantuan Anda untuk memposting/menulis artikel tentang porseni.com di blog Anda, serta agar kiranya Saudara - tretan sadejeh bisa memasang banner di blog tretan, caranya: buka blog tretan lalu masuk ke www.PORSENI.com dan tekan tulisan "PORSENI LINK TO ME" (kiri bawah), dan ikuti terus petunjuknya yang ada.
    Terima kasih sebelumnya. Jika ada yang kesulitan dalam membuat/mendesain blog tretan, silahkan hubungi kami untuk bantuan yang lebih mudahnya atau sms saja ke admin POrseni.co di 0838 5282 9292.
    Mator sakalangkong se tadhe' betesseh..
    Salam Arek Lancor..!!!

    BalasHapus
  2. terima kasih juga dan maaf karena telat dalam membukanya

    BalasHapus
  3. alahmdulillah bermanfaat dan membantu dalam mengerjakan tugas saya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEPALA DESA TANJUNG KEC. PADEMAWU KAB. PAMEKASAN PERIODE 2015-2021

PANURAMA WISATA JUMIANG