BULUNG, RUMPUT EMAS MASYARAKAT PESISIR JUMIANG



TEMA  (1)   BULUNG ; PEREKAT PERSAUDARAAN  MASYARAKAT  PESISIR JUMIANG”
             (2)  BULUNG ; PRIMADONA MASYARAKAT PESISIR JUMIANG
             (3)  BULUNG,  RUMPUT EMAS MASYARAKAT  PESISIR JUMIANG

LATAR BELAKANG
·         80% rumah tangga di pesisir Kabupaten Pamekasan berprofesi sebagai nelayan
·         Mayoritas Nelayan di pesisir berprofesi dalam perikanan tangkap
·         Produksi hasil tangkapan  nelayan  semakin hari menurun akibat
-        Wilayah penangkapan di Selat Madura sudah over fishing ( Diusahakan oleh nelayan 10 kabupaten di Jawa Timur)
-        Karena Keterbatasan Modal,  armada dan alat tangkap tradisional ( daya jangkau pendek 0-4 mil, rentan terhadap gangguan cuaca/ombak,  Jenis tangkapan sedikit dan produktivitas rendah)
-        Kenaikan biaya operasional penangkapan (akibat BBM langka & mahal, kenaikan harga sarana produksi )
-        Global Warming menyebabkan perubahan cuaca tidak menentu ( Nelayan jarang melaut akibat ombak besar)

·         Implikasi lebih lanjut hasil diatas;
-        Pendapatan Rumah tangga Nelayan menurun drastis
-        Waktu Melaut semakin sempit karena gangguan cuaca mengakibatkan banyak nelayan menganggur
-        Secara umum kesejahteraan nelayan di Wilayah pesisir menurun
-        Dibutuhkan solusi tepat untuk mengatasi kendala tersebut dengan mengenalkan usaha alternatif bagi masyarakat nelayan


·         Usaha Alternatif sebagai solusi bagi masyarakat pesisir haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut:
-        Memberikan keuntungan secara ekonomis ( feasible)
-        Permintaan pasar ( market demad) bagus/prospektif
-        Biaya produksinya rendah/dapat dijangkau  seluruh lapisan masyarakat nelayan berpenghasilan rendah
-        Pengelolaannya harus ramah lingkungan (mampu mendorong masyarakat pesisir akan pentingnya menjaga kualitas lingkungan laut)
-        Masyarakat mengenal  komoditi tersebut (untuk mempercepat ‘daya terima’ dan keterikatan masyarakat terhadap budiaya komoditi tersebut)
-        Tidak membutuhkan keterampilan/skill dan kualitas SDM tinggi untuk menjalankan usaha tersebut
-        Dapat diusahakan sepanjang tahun ( tidak tergantung musim)
-        Bersifat padat karya (Labour Intensive)
-        Melibatkan semua golongan masyarakat

USAHA BULUNG/RUMPUT LAUT
·         Usaha bulung/rumput laut sebagai “solusi tepat dan cerdas” bagi masyarakat pesisir Kabupaten Pamekasan dengan alasan sebagai berikut:
-        Memberikan keuntungan secara ekonomis ( feasible)
-        Permintaan pasar ( market demad) bagus/prospektif; Prospek pasar rumput laut sangat besar dan Indonesia merupakan produsen rumput laut terbesar dunia.
Tabel . Perkiraan hasil produksi dan perkiraan kebutuhan rumput laut Gracilaria sp dunia hingga tahun 2010.

Uraian  Produksi dan Kebutuhan E. Cottoni sp
per Tahun (Ton Kering)


2006
2007
2008
2009
2010
Kebutuhan Dunia 
202.300
218.100
235.000
253.900
274.100
Produksi Indonesia 
56.000
60.000
66.000
73.000
80.000
Produksi Luar negeri 
100.000
105.000
110.250
115.800
115.800
Peluang Pasar 
46.300
53.000
59.050
65.100
65.100

                                (Sumber : Anggadiredja, 2006)
-        Biaya produksinya rendah/dapat dijangkau  seluruh lapisan masyarakat nelayan berpenghasilan rendah.  Budidaya Rumput laut tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang besar. Komponen utama biaya adalah bibit dan tenaga kerja pada saat tanam dan panen.
-        Pengelolaannya harus ramah lingkungan; Budidaya rumput laut mengharuskan masyarakat sadar memelihara kelestarian lingkungan laut, karena rusaknya kualitas perairan akan menurunkan produksi rumput laut yang dibudidayakannya.
-        Masyarakat mengenal  komoditi tersebut (untuk mempercepat ‘daya terima’ dan keterikatan masyarakat terhadap budiaya komoditi tersebut); masyarakat pesisir jumiang sudah mengenal rumput laut secara turun-temurun meskipun teknologi tradisional.
-        Tidak membutuhkan keterampilan/skill dan kualitas SDM tinggi untuk menjalankan usaha tersebut; Budidaya rumput laut tidak menuntut keterampilan khusus dan dapat dilakukan semua lapisan masyarakat dari segala tingkat pendidikan.
-        Dapat diusahakan sepanjang tahun ( tidak tergantung musim); dengan masa produksi 45 hari, Budidaya rumput laut cottoni sp dapat dilakukan 6- 8 kali setahun.
-        Bersifat padat karya (Labour Intensive): Usaha rumput laut menyerap banyak tenaga kerja terutama kegiatan sortasi bibit, pengikatan bibit, pemindahan bibit ke laut dan panen.
-        Melibatkan semua golongan masyarakat; budidaya rumput laut dapat dilakukan oleh semua kalangan baik tua-muda maupun laki-laki atau perempuan.



·         Pengelolaan Usaha Budidaya Rumput laut Tidak dilakukan secara individual oleh masing-masing  nelayan tetapi difasilitasi dalam suatu kelembagaan dengan pertimbangan;
-        Usaha rumput laut secara individual oleh masing-masing petani akan tidak efisien secara ekonomis dan merangsang persaingan tidak sehat antar petani
-        Bargaining position petani rumput laut secara individual lemah karena berbagai keterbatasan seperti modal, teknologi, akses pemasaran. Petani rumput laut hanya menjadi price taker dan sering merugikan.
-        Efisiensi biaya dan pemakaian tenaga kerja lebih mudah tercapai, karena kelompok mengkoordiniir segala kegiatan yang berkaitan dengan usaha.
-        Pembinaan kepada petani rumput laut lebih mudah dilakukan dalam suatu kelompok dan sangat tidak efisien dan merepotkan jika dilakukan kepada petani-petani rumput laut secara individual.
-        Bargaining position Kelompok Usaha Bersama (KUB) rumput laut lebih kuat dalam berhadapan lembaga atau institusi lain.
-        Kelompok merupakan lembaga yang sangat demokratis “ milik bersama, dikelola secara bersama-sama dan untuk kepentingan bersama”.
Atas dasar itulah kemudian petani rumput laut  di pesisir jumiang membentuk KELOMPOK USAHA BERSAMA MITRA BAHARI
KELOMPOK USAHA BERSAMA MITRA BAHARI
-        KUB mitra bahari didirikan pada tahun 2007 berlokasi di wilayah pesisir Jumiang Desa Tanjung Kecamatan Pademawu. Pada awalnya  kelompok beranggotakan 22 orang dengan memfokuskan usaha pada pengembangan budidaya rumput laut.  
-        Jenis Rumput laut yang dikembangkan pada musim penghujan yaitu Eucheuma Cottoni-hijau, E. Cottoni –merah, E. Cottoni-Maumere, E. Cottoni-Alfarisi. Sedangkan di Musim Kemarau dikembangkan Eucheuma  Spinosum
-        KUB mitra bahari merupakan “pioneer usaha rumput laut di Kabupaten Pamekasan”. Semula masyarakat Jumiang bermatapencaharian bidang perikanan tangkap dengan pendapatan rendah. Keberhasilan KUB mitra bahari mempelopori pengembangan budidaya rumput laut menjadi ‘pendorong’ masyarakat untuk beralih ke budidaya rumput laut dan bergabung dalam keanggotaan KUB.  Perkembangan anggota dann kepemilikan rakit rumput laut oleh anggota KUB mitra Bahari Terlihat Pada Tabel Berikut
No
URAIAN
JUMLAH
2007
2008
2009
2010*
1
Pembudidaya Rumput laut
22
31
96
102
2
Jumlah Ancak/rakit
114
124
288
510
*Medio Februari 2010


-        Pertumbuhan Kelompok diikuti peningkatan produksi Rumput Laut. 
NO
URAIAN
2007
2008
2009
2010*
1
Produksi Basah/musim
(1 ancak = 500 kg)
(1 musim=45 hari)
57.000 kg
62.000 kg
144.000kg
 255.000 Kg
2
Produksi  basah setahun
(1 tahun= 6 panen)
342 ton
372 ton
864 ton
 1.530 ton
3
Produksi  kering /tahun
(6 basah: 1 kering)
57 ton
62 ton
144 ton
 255 ton
                *medio februari 2010
-        Keberhasilan KUB MITRA BAHARI, mendorong kelompok lain bergabung dengan KUB MITRA bahari membentuk klaster Pengembangan Rumput laut Kabupaten Pamekasan. Dalam Sistem klaster KUB MITRA BAHARI Sebagai MODEL/INTI KUB RUMPUT LAUT PAMEKASAN.
NAMA KUB
WILAYAH PENGEMBANGAN
Adirasa
Dusun Jumiang
Mitra Adirasa
Dusun Jumiang
Bunga Rejeki
Dusun Kotasek
Bunga Tanjung
Dusun Kotasek
Tanjung Harapan
Dusun Giliyan
Citra Nelayan
Dusun Duko

KEGIATAN-KEGIATAN KUB MITRA BAHARI
Pengembangan usaha rumput laut di pesisir Jumiang oleh KUB MITRA BAHARI  dilakukan  mencakup; penguatan kelembagaan  dan pengembangan manajemen usaha.
A.      Penguatan Kelembagaan
Upaya penguatan kelembagaan dilakukan melalui ;
-        Peningkatan kesadaran, rasa memiliki dan keterikatan anggota terhadap kelompok
-        Peningkatan kekompakan dan kerjasama antar anggota
-        Pengelolaan administrasi  kelompok
-        Penguatan permodalan kelompok
-        Peningkatan pengetahuan dan keterampilan dasar-dasar organisasi bagi anggota
B.      Pengembangan Manajemen Usaha
Upaya pengembangan manajemen usaha dilakukan dalam bidang produksi/budidaya, pengolahan hasil dan pemasaran.
Bidang Produksi/Budidaya Rumput Laut
Pengembangan manajemen usaha bidang produksi bertujuan meningkatkan produktivitas dan mutu rumput laut anggota kelompok melalui kegiatan-kegiatan:
-        Introduksi  varietas- varietas unggul  rumput laut  ( varietas Eucheuma Cottoni-hijau, E. Cottoni –merah, E. Cottoni-Maumere, E. Cottoni-Alfarisi )
-        Adopsi  Teknologi budidaya rumput laut mencakup teknik-teknik ;
o    pemilihan bibit
o   Pembersihan bibit,
o   Sortasi bibit ,
o   Pengikatan bibit,
o   pembuatan ‘ancak’, pelampung dan “bandul”
o   Pelepasan ancak ke laut lepas
o   Pengendalian hama penyakit
o   Panen

Pengelolaan kegiatan budidaya/produksi rumput laut dilakukan dengan pendekatan partispatif dengan melibatkan seluruh anggota kelompok baik dari kalangan tua-muda, laki-laki-perempuan.  Berbeda dengan kegiatan usaha penangkapan ikan yang didominasi kalangan laki-laki, kegiatan budidaya rumput laut dikerjakan seluruh lapisan masyarakat anggota kelompok secara bersama-sama.

Bidang Pengolahan Hasil
Pengembangan pengolahan hasil rumput laut bertujuan meningkatkan nilai tambah ekonomis (value added) dan mengurangi resiko kerugian (minimum risk) jika terjadi penurunan harga. Kegiatan yang dilakukan kelompok mencakup:
-        Teknik pengawetan rumput laut
-        Pembuatan produk-produk olahan rumput laut bernilai ekonomis tinggi seperti;
ü  pengolahan agar-agar rumput laut
ü  pengolahan karaginan
ü  pengolahan alginat
ü  pembuatan dodol rumput laut
ü  pembuatan manisan rumput laut
ü  pembuatan jelly rumput laut
ü  pembuatan selai rumput laut
ü  minuman es rumput laut

Pengelolaan kegiatan pengolahan hasil rumput laut umumnya dilakukan kalangan wanita. Pengerjaannya dilakukan secara bersama-sama oleh anggota kelompok. 

Bidang Pemasaran
-        Kelompok Usaha Bersama/KUB MITRA BAHARI  telah menjalin kerjasama kemitraan untuk memasarkan hasil produksi rumput laut. Kerjasama yang dilakukan dengan pihak pabrikan yaitu
-        PT.HELMY KARAGENAN INDONESIA di Gresik (2009-sekarang)
-        PT. MARINA SURABYA di Surabaya                       (2008)
-        Untuk memasarkan hasil olahan rumput laut dilakukan melalui partisipasi aktif dalam kegiatan bazaar, pameran yang diselenggarakan di Kabupaten Pamekasan. Pemasaran secara langsung dilakukan di daerah jumiang pada hari-hari libur. Untuk memasyarakat Produk rumput laut

DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN TERHADAP USAHA RUMPUT LAUT DI PESISIR JUMIANG
Pemerintah Kabupaten Pamekasan Melalui Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
-          Pembinaan intensif melalui penyuluhan
-          Pengembangan Usaha Budidaya Rumput Laut                Tahun 2008           Rp. 66.736.000
-          Pengadaan Alat Pengemas Olahan Rumput Laut            Tahun 2008           Rp. 25.000.000
-          Pengembangan Pembibitan Rumput Laut                         Tahun 2009           Rp. 95.000.000
-          Pengembangan Budiday Rumput Laut                                Tahun 2009           Rp. 48.150.000
-          Pengadaan sarana dan prasarana Pengolahan                 Tahun 2009           Rp. 46.400.000


DAMPAK USAHA RUMPUT LAUT TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PESISIR JUMIANG
Usaha budidaya rumput laut melalui kelompok MITRA BAHARI membawa perubahan signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat jumiang. Keberhasilan tidak hanya secara ekonomis semata, tetapi juga membawa perubahan pada aspek sosial budaya masyarakat dan aspek ekologi
Dampak Ekonomis
-          Meningkatnya pendapatan masyarakat
Sewaktu berprofesi menjadi nelayan tangkap pendapatan rata-rata nelayan Rp. 200-250 ribu/bulan( kondisi normal). Pada kondisi tidak normal (musim barat/gangguan cuaca ) pendapatan rata Rp. 100-150 ribu/bulan.
Dengan budiaya rumput laut, pendapatan dan keuntungan petani meningkat.
NO
URAIAN
2007
(Rp)
2008
(Rp)
2009
(Rp)
2010*
(Rp)
1
Pendapatan rata-rata pembudidaya/musim
( 1 musim = 45 hari)
3.627.275,-
3.000.000
1.800.000
 3.000.000
2
Biaya Produksi rata-rata pembudidaya/musim
1.105.250
852.000
651.0000
 944.000
3
Keuntungan pembudidaya/musim

2.522.025
2.148.000
1.149.000
 2.056.000
*medio februari 2010





-          Penyerapan tenaga kerja menjadi lebih intensif
NO
URAIAN
2007
(orang)
2008
(orang)
2009
(orang)
2010*
(orang)
1
Daya Serap Tenaga Kerja rata-rata/musim
( 1 ancak = 2 orang)
228
248
576
1020
2
Daya Serap Tenaga Kerja rata-rata/tahun
( 1 tahun = 6 musim)
1368
1488
3456
6120

-          Resiko kegagalan usaha rendah.
-          Masyarakat dapat berusaha sepanjang tahun

Dampak Sosial Budaya
·         Dampak sosial budaya yang paling terasa dari kegiatan budidaya rumput laut adalah meningkatnya rasa kebersamaan dan kemampuan kerjasama (team work) anggota kelompok. Kerjasama anggota terlihat pada tabel berikut.

KEGIATAN
PESERTA
CARA  PENGERJAAN
Introduksi varietas baru
Difasilitasi oleh KUB
Pemilihan bibit
Seluruh anggota
Bersama-sama
Pembersihan bibit,
Anggota perempuan
Bersama-sama
Sortasi bibit ,
Anggota perempuan
Bersama-sama
Pengikatan bibit,
Anggota perempuan
Bersama-sama
pembuatan ‘ancak’, pelampung dan “bandul”
Anggota Laki-laki
Bersama-sama
Pelepasan ancak ke laut lepas
Anggota Laki-laki
Bersama-sama
Pengendalian hama penyakit
Anggota Laki-laki
Bersama-sama
Panen
Seluruh anggota
Bersama-sama
Pemeliharaan ancak dll
Anggota Laki-laki
Bersama-sama
Pengeringan
KUB mempekerjakan Anggota
Penyimpanan
KUB mempekerjakan Anggota

·         Perubahan sikap dan pengetahuan masyarakat pesisir bahwa budidaya rumput laut dapat mata pencaharian utama yang menguntungkan

Dampak Ekologis
·         Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan laut. Semula sewaktu bergerak di usaha penagkapan, nelayan  masih marak melakukan illegal fishing, penambangan pasir dan hal lain yang merusak lingkungan sekitar pantai. Keberhasilan budidaya rumput laut yang sangat bergantung kualitas perairan, menyadarkan masyarakat pentingnya menjaga lingkungan laut.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEPALA DESA TANJUNG KEC. PADEMAWU KAB. PAMEKASAN PERIODE 2015-2021

PANURAMA WISATA JUMIANG